Hujan Tangis di Sekolah Tak Tertahan Ketika Siswa Garut Ceritakan Keluarga yang Terseret Banjir

Assalamualaikum.wr.wb...
Salam sejahtera rekan-rekan sekalian kali ini Berita Pendidikan akan menyampaikan berita terkait  Hujan Tangis di Sekolah Tak Tertahan Ketika Siswa Garut Ceritakan Keluarga yang Terseret Banjir, simak berita selengkapnya berikut ini.

Mengenakan jaket Timnas sepakbola Indonesia berwarna merah dan celana training serta beralaskan sendal capit, Dimas (12), siswa kelas 7 SMPN 3 Tarogong Kidul datang ke sekolah.
 Hujan Tangis di Sekolah Tak Tertahan Ketika Siswa Garut Ceritakan Keluarga yang Terseret Banjir
Pelajar curhat di sekolah 

Sesuai intruksi Bupati Garut, Rudy Gunawan, hari ini aktivitas belajar mengajar di semua sekolah harus dimulai. Pasalnya selama empat hari kegiatan belajar mengajar terhenti akibat banjir bandang.
Pagi tadi pihak sekolah mulai melakukan pendataan para siswa yang terkena banjir. Para siswa pun telah masuk ke dalam kelas agar bisa melakukan pembelajaran.

Dimas bersama 123 siswa lainnya menjadi korban terdampak banjir bandang. Kedatangan Dimas ke sekolah membawa duka. Ibu, nenek dan tiga adiknya meninggal setelah banjir menerjang rumahnya di Kampung Lapang Paris, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul. Bahkan ibunya kini belum diketahui keberadaannya.

Bahkan para guru tak kuasa menahan tangis saat mendengar curahan hati para siswa termasuk Dimas. Meski keluarganya menjadi korban meninggal, Dimas masih tampak tegar.

"Disuruh wali kelas buat sekolah. Sekarang tinggal sama bibi. Peralatan sekolah sudah tidak ada terbawa air. Soalnya air sampai ke atap rumah," ujar Dimas di SMPN 3 Tarogong Kidul, Senin (26/9/2016).

Dimas berharap ibunya yang hilang bisa segera ditemukan. Selain itu, Dimas juga menginginkan peralatan sekolah agar ia bisa kembali belajar.

Rifki (13), siswa kelas 8 juga sudah tak memiliki seragam. Hanya buku pelajaran yang tersisa karena rumahnya di Kampung Paris Dalam, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul hanya terendam sekitar satu meter.

"Seragam, tas, dan sepatu hanyut. Sekarang juga cuma pakai sandal capit ke sekolah. Pokoknya mau belajat walau sudah tak punya seragam," ujar Rifki yang semua keluarganya selamat.

Rifki beruntung, karena saat banjir menerjang ia dan keluarganya bisa menyelamatkan diri berkat pengumuman dari masjid.

Dwi Sulistiya Rini, salah seorang guru mengaku sedih melihat anak didiknya tak memakai seragam. Bahkan para siswanya menangis dan menceritakan peristiwa yang dialami.

"Ada yang kehilangan orangtuanya, rumahnya hanyut, dan trauma dengan banjir. Walau sudah mulai belajar, tapi saya tetap ajak siswa untuk mencurahkan isi hatinya," kata Dwi.

Kepala Sekolah SMPN 3 Tarogong Kidul, Haliman, menjelaskan dari 928 siswanya terdapat 123 orang yang terdampak. Semua siswa tersebut kehilangan peralatan sekolah.

"Mayoritas yang jadi korban itu yang rumahnya di sekitaran rumah sakit. Di hari pertama sekolah kami lakukan pendataan. Kami akan memanfaatkan hari ini (kemarin) agar kegiatan belajar dimulai," kata Haliman.

Di SMPN 3 Tarogong Kidul, lanjut Haliman, tak ada siswanya yang meninggal dunia. Sejumlah fasilitas di sekolah seperti perpustakaan dan 20 unit komputer rusak.

"Benteng sekolah yang berbatasan dengan rumah sakit rusak sepanjang 100 meter. Kerugian lebih dari Rp 450 juta," ucapnya.

Dinas Pendidikan Jawa Barat menyiapkan sebanyak 2.200 paket perlengkapan sekolah untuk disalurkan pada siswa korban banjir bandang. Penyaluran akan dilakukan secepatnya setelah ada data pasti terkait jumlah siswa yang jadi korban banjir.

"Kami sudah menyiapkan 2.200 school kit. Isinya ada berbagai keperluan sekolah, mulai dari seragam, sepatu, tas, dan buku," ujar Kadisdik Jawa Barat Asep Hilman di SMPN 3 Tarogong Kidul.
Bantuan itu menurutnya berasal dari berbagai pihak. Ia berharap bantuan school kit tersebut akan benar-benar bermanfaat untuk para siswa.

Secara umum total ada dua SD, delapan SMP, dua SLB, satu SMA, dan satu SMK yang mengalami kerusakan. Tapi kerusakannya bervariasi mulai dari rusak ringan, sedang, dan berat. 


Sekian BERITA PENDIDIKAN yang bisa kami sampaikan terkait  Hujan Tangis di Sekolah Tak Tertahan Ketika Siswa Garut Ceritakan Keluarga yang Terseret Banjir semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda.....